MITOS DI KARANG TENGAH.
Misteri
Topeng Terkubur.
Ada satu cerita yang
sangat menyayat hati dan menambah kekejaman Pemerintahan Belanda di wilayah
Karang Tengah, yaitu kisah Misteri Topeng Terkubur.
Suatu ketika
konon kabarnya, ada sebuah acara hiburan rakyat yang diselenggarakan oleh
pemerintah Belanda untuk masyarakat Betawi Selatan, yaitu diadakan semacam
hiburan malam dengan Topeng sebagai hiburan yang paling utama, mengingat
hiburan inilah yang amat digandrungi oleh masyaakat terutama para jawara saat
itu.
Arena hiburan
itu dibuat dalam sebuah goa yang
memiliki satu pintu keluar masuk saja, dan terletak dekat sungai Pasanggrahan,
sehinga mudah dijangkau baik melalui daratan maupun air sebagai jalur tansportasi.
Dalam acara
itu sengaja disediakan segala bentuk hiburan topeng yang memang digandrungi
masyarakat setempat terutama para jawara dan dilengkapi dengan kemaksiatan yang
memabukkan baik perjudian maupun minuman keras yang dapat membuat pengunjungnya
terlena dan lupa daratan.
Ketika
diperkirakan target jawara yang dimaksud telah tercapai dan masuk di dalamnya,
tiba- tiba lubang pintu masuk di tutup. Ternyata bukan hanya ditutup tetapi
sesungguhnya mereka telah dikubur hidup-hidup. Di tempat itu yang selanjutna
dibuatkan sebuah taman yang mungkin bertujuan untuk mengelabui jejak
kejahatannya, dan kebetulan ada sebuah mata air di pinggir sungai bekas sebuah pancuran yang dibuat oleh tuan tanah
saat itu sebagai salah satu assesoris taman sebagai penambah keindahan kemudian
bagi masyarakat setempat terkenal dengan nama
“ Taman Pancoran Emas “.
Letak
daerahnya adalah di Kebon Kosong bagian wilayah Kampung Karang Tengah yang di sana juga terdapat Kebon
Kelapa, dan Kebon Jeruk milik Belanda. Kini di daerah ini sudah menjadi Perumahan
Lebak Bulus Indah.
Cerita ini
memang hanya menjadi sebuah mitos bagi masyarakat Karang Tengah yang memang sulit untuk dibuktikan kepastian dan
kebenarannya, karena memang tidak ada tanda-tanda yang menguatkannya, namun
kisah ini menjadi cerita rakyat terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.
Menurut
analisa penulis akan cerita semacam ini merupakan salah satu taktik Belanda untuk
mengurangi kemampuan dan kekuatan masyarakat pribumi dalam hal terjadinya
pemberontakan, kalau memang benar adanya demikian maka ini merupakan salah satu
bukti betapa biadabnya dan liciknya penjajah pada saat itu.
Berkenaan
dengan hal tersebut di atas, ada juga sebagian masyarakat menyebutkan bahwa
hajat tersebut sengaja dilakukan oleh Tuan Tanah Cina yang punya “ Kaulan “
untuk mengubur Topeng hidup-hidup berikut pengunjung yang ada sebagai “Tumbal”
atas kekayaannya” atau juga memang merupakan upaya membantu penjajah
belanda dalam menumpas para jawara yang dikhawatirkan menjadi batu sandungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar